Feeds:
Posts
Comments

Di awal tahun 2013, sebuah lembaga bernama Committee for Interfaith Tolerance Indonesia (CINTA) Indonesia berencana mengadakan roadshow dialog antar agama (interfaith dialogue) di lima kota di Indonesia. Di antaranya, di Lombok (12-13 Januari), Malang (19-20 Januari), Palembang (26-27 Januari), Manado (12 Februari) dan Jakarta (23-24 Februari).

Continue Reading »

Oleh: Kholili Hasib

 “Spirituality yes, organized religion no!”. Manusia bisa menjadi orang baik dan meraih spiritualisme tanpa harus beragama. Kalimat tersebut meluncur dari futurolog Barat, John Naisbitt dan Patricia Aburdene untuk menggambarkan masa depan kehidupan agama orang Barat secara khusus dan manusia sedunia secara umum.

Continue Reading »

Oleh: Dr. Hamid Fahmy Zarkasy,M.Phil

Metodologi pengkajian Islam adalah pendekatan (approach) atau kerangka kerja (framework) dalam memahami atau mengkaji Islam. Metolodogi pengkajian bukan hanya metode pengajaran (thariqah al-tadris atau thariqah al-ta’lim) atau cara penyampaian suatu materi atau subjek agar dapat dipahami murid atau mahasiswa. Metodologi lebih tepat dipahami sebagai manhaj al-fikri atau manhaj al-dirasah yang tercermin di dalam struktur silabus dan kandungan masing-masing mata kuliah.

Continue Reading »

Oleh: Kholili Hasib

Idelisme Khomeini tentang Revolusi Iran tahun 1979 menginspirasi aktivis Islam di belahan dunia, sekaligus menyingkap intrik-intrik politik Khomeini untuk internasionalisasi Syiah yang ambisius. Strategi dan perencanaannya sangat politis, namun tetap ideologis. Ambisinya boleh dikata melebihi batas-batas ajaran Syiah. Tapi memang, status ajaran Syiah paska imam kesebelas ghaib tidak selalu stagnan, tapi berkembang. Mungkin mengikuti jalur pemikiran para pengganti sementara imam Syiah. Dia menegaskan, revolusi yang ia gerakkan bukan sekedar revolusi lokalitas Syiah Iran, namun mencitrakan Republik Iran sebagai pusat global Islam. Ambisinya bukan sekedar menjadikan dirinya pemimpin tertinggi Iran, atau pempimpin kaum Syiah di dunia, tapi juga memimpikan semua elemen dunia mengakuinya sebagai pemimpin tertinggi. Mimpi politis ini digerakkan oleh tuntutan ideologis dengan konsep imamah-nya.

Continue Reading »

Oleh: Kholili Hasib*

“Tinggalkanlah fikih untuk memelihara akhlak atau pilihlah fikih yang lebih memelihara persaudaraan ketimbang fikih yang menimbulkan perpecahan”. Ajakan Jalaluddin Rakhmat ini nampaknya baik-baik saja, yaitu mengedepankan persaudaraan (ukhuwah), dan menjauhkan dari hal-hal yang menyebabkan perpecahan. Tapi sebenarnya bisa merusak agama. Pesan yang hendak disampaikan adalah, fikih memicu perpecahan. Fikih di sini adalah pemvonisan ini halal, haram, benar, salah, selamat, sesat dan sebagainya. Sepertinya, fikih didudukkan sebagai tersangka biang kekerasan.

Continue Reading »

Makna Akhlak

Oleh: Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi

“It’s better to be moralist rather than religious”. Lebih baik moralis daripada religious. Itulah salah satu cara orang liberal-sekuler-humanis membunuh agama. Di Barat sana agama memang pernah menjadi sumber fundamentalisme dan kekerasan. Disini di negeri-negeri Islam tidak. Tapi untuk bisa diberi cap yang sama, agama direkayasa agar melakukan kekerasan.  Ini misinya.

Continue Reading »

 

Oleh: Kholili Hasib

Tanggal 10 Dzulhijjah identik dengan dual hal penting, yaitu ibadah menyembelih hewan kurban dan ibadah haji. Kedua ibadah ini sama-sama membutuhkan pengorbanan harta dan kebulatan tekat hati.

Continue Reading »

Oleh: Kholili Hasib

Simpang-siurnya isu tahrif al-Qur’an dalam pemikiran Syiah menjadi pertanyaan kalangan masyarakat saat ini. Dalam kenyataannya, pustaka-pustaka standar Syiah  memuat riwayat-riwayat adanya tahrif dalam al-Qur’an. Namun pada sisi lain, memang ada di antara pemikir dan ulama’ Syiah kontemporer yang menolak isu tahrif al-Qur’an. Bagaimana duduk persoalannya?

Continue Reading »

KRONOLOGIS BENTROK ANTARA SYI’AH – SUNNI DI SAMPANG

TANGGAL 26 AGUSTUS 2012

Berdasarkan hasil penelusuran yang dilakukan oleh MUI Jawa Timur tanggal 27 Agustus 2012 terkait dengan bentrok  antara warga masyarakat dari dua desa, yaitu  dusun Nangkernang – desa Karang Gayam – Kecamatan Omben dan desa Blu’uran – Kecamatan Karang Penang Kabupaten Sampang Madura, yang melibatkan dua kelompok masyarakat yaitu Pengikut Tajul Muluk yang berfaham Syi’ah dan warga Karang Gayam dan Blu’uran yang berfaham Ahlus Sunnah.

Berikut kronologis kejadian yang melatar belakangi bentrok fisik antara warga Syi’ah dan Sunni pada tanggal 26 Agustus 2012 pukul 10.00 WIB di desa Karang gayam Kecamatan Omben :

I. Pada tanggal 19 Juli 2012 Masyarakat Karang Gayam menyampaikan beberapa pernyataan  kepada Badan Silaturrahmi Ulama Pesantren Madura  (BASSRA) agar disampaikan kepada Pemerintah Kabupaten Sampang, dengan isi pernyataan tersebut sebagai berikut:

  1. Masyarakat Karang Gayam mengucapkan terima kasih kepada BASSRA yang telah mengawal proses hukum Tajul Muluk hingga divonis selama 2 tahun penjara.
  2. Bila Tajul Muluk telah divonis sesat maka pengikutnya harus dikembalikan  kepada faham semula yaitu Ahlus Sunnah wal Jama’ah  atau diproses hukum  sebagaimana Tajul Muluk.
  3. Masyarakat Karang Gayam menginginkan desa mereka seperti desa yang lain, tidak terdapat Syiah.
  4. Meminta kepada para Ulama untuk  menyampaikan pernyataan sikap ini kepada pihak – pihak yang berwenang.

Continue Reading »

Oleh: Kholili Hasib

Kerusuhan antara masyarakat Sunni dengan Syiah di Sampang 26 Agustus lalu dipicu oleh rasa kekecewaan masyarakat atas penanganan kasus penodaan agama Tajul Muluk –pemimpin Syiah di Sampang Madura. Tajul sendiri telah divonis dua tahun penjara atas tuduhan penodaan agama. Namun, dakwah Syiah di desa Karang Gayem Sampang tidak berhenti. Menurut informasi masyarakat, mereka terang-terangan menista sahabat Nabi dan istri Nabi ‘Aisyah. Dan mengajak orang masuk Syiah. Bahkan menurut temuan MUI Jawa Timur, bentrok Sampang II dimulai dari kelompok Syiah yang menyalakan ranjau dan bom sehingga melukai kaum Sunni yang sedang melarang anak-anak Syiah kembali ke pesantren Syiah di Bangil dan Pekalongan. Masyarakat khawatir jika mereka tetap berangkat, akan melahirkan keresahan setibaa mereka dari pesantren Karen menyebarkan ajaran caci maki sahabat Nabi.

Tajul Muluk ditahan dengan tuduhan melakukan penodaan agama. Ia didakwa dengan 22 tuduhan. Di antara 22 dakwaan yang dituduhkan kepada Tajul Muluk terdapat sejumlah poin yang cukup bermasalah. Terdapat ajaran-ajaran yang mendiskriminasi sahabat, keyakinan-keyakinan asasi Islam dan umat Ahl al-Sunnah. Di antarnya terdapat celaan terhadap para sahabat Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, merendahkan Imam al-Ghazali dan paling ekstrim meyakini al-Qur’an tidak asli.

Continue Reading »